oleh

Benarkah Surga dan Neraka Sudah Ada Sekarang?

Salah satu dari enam rukun iman yang wajib diimani adalah beriman kepada hari akhir. Beriman kepada hari akhir mencakup keimanan tentang adanya kehidupan setelah kematian yaitu kehidupan alam barzakh dan kehidupan di hari kiamat setelah manusia dibangkitkan. Demikian pula beriman kepada surga dan neraka termasuk bagian dari keimanan terhadap hari akhir.

Surga merupakan tempat kembali bagi orang-orang yang bertakwa, sedangkan neraka merupakan tempat kembali orang-orang yang kafir dan pendosa.

Kaum Filsafat, Mu’tazilah, dan Qodariyah berkeyakinan bahwa surga dan neraka belum ada sekarang. Allah akan menciptakan surga dan neraka pada hari kiamat kelak. Keyakinan mereka tersebut dibangun di atas akal semata, dengan dalih apabila surga dan neraka sudah ada sekarang maka surga dan neraka kosong tak berpenghuni. Jika demikian keadaannya maka penciptaan surga dan neraka adalah sesuatu yang sia-sia. Sedangkan Allah Ta’ala Maha Suci dari perbuatan sia-sia dan tak ada satupun perbuatan Allah yang sia-sia.

Tentu keyakinan semacam ini adalah keyakinan yang batil yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena berbagai macam dalil dari Al-Qur’an dan sunnah menjelaskan bahwa surga dan neraka telah ada sekarang. Sementara kewajiban kita selaku orang-orang yang beriman adalah beriman terhadap semua berita yang Allah Ta’ala sampaikan di dalam al-Qur’an begitupula yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di dalam haditsnya walaupun berita tersebut bertentangan dengan akal kita.


Baca Kembali: Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah


Wajibnya Mendahulukan Dalil Daripada Akal

Di antara prinsip pokok dan sangat penting dalam beragama yaitu mendahulukan dalil, baik dari Al-Qur’an dan sunnah di atas segala-galanya, termasuk akal dan logika. Atas dasar itu, Abul Mufdzhir as-Sam’ani asy-Syafi’i (426-489 H) rahimahullah berkata,

“Ketahuilah! Pembeda antara kita (ahlu Sunnah wal jama’ah) dengan ahlul bid’ah adalah pada permasalahan akal. Adapun kelompok tersebut (selain ahlu sunnah), mereka menjadikan akal sebagai landasan utama dalam beragama. Mereka menjadikan “prinsip mengikuti dalil” mengikut kepada akal1. Adapun ahlus sunnah wal jama’ah, mereka berprinsip bahwa landasan pokok dalam beragama adalah mengikuti dalil, adapun akal mengikuti dalil. Jikalau landasan pokok dalam beragama bertumpu pada akal, niscaya manusia tidaklah butuh terhadap wahyu dan para Nabi, perintah dan larangan tidak memiliki arti sama sekali dan siapapun boleh berbicara semaunya tentang urusan agama.” 2

Ayat-ayat Tentang Surga dan Neraka Sudah Ada Sekarang

Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menunjukkan bahwa surga dan neraka sudah ada sekarang, antara lain;

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran:133)

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (al-Maidah:131)

Kata (أُعِدَّتْ) pada kedua ayat di atas, di dalam ilmu bahasa arab merupakan fi’il madhi yang menunjukkan kata kerja yang telah terjadi di masa lampau.3Pada kedua ayat tersebut Allah telah menyediakan surga dan neraka bagi penghuninya, sehingga jelas menunjukkan bahwa surga dan neraka telah diciptakan oleh Allah dan sudah ada sekarang.

Demikian pula ayat berikut ini;

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلاَ مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.” (al-Baqarah:35)

Ayat tersebut menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa surga dan neraka telah ada sekarang.


Baca Juga: Jaminan Surga Bagi Orang yang Menjaga Lisannya


Hadits-hadits Tentang Surga dan Neraka Sudah Ada Sekarang

Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari di hari yang cuacanya sangat terik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukan shalat gerhana lalu bersabda:

إِنَّهُ عُرِضَ عَلَيَّ كُلُّ شَيْءٍ تُولَجُونَهُ، فَعُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ، حَتَّى لَوْ تَنَاوَلْتُ مِنْهَا قِطْفًا أَخَذْتُهُ أَوْ قَالَ: تَنَاوَلْتُ مِنْهَا قِطْفًا فَقَصُرَتْ يَدِي عَنْهُ، وَعُرِضَتْ عَلَيَّ النَّارُ، فَرَأَيْتُ فِيهَا امْرَأَةً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ تُعَذَّبُ فِي هِرَّةٍ لَهَا، رَبَطَتْهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ، وَرَأَيْتُ أَبَا ثُمَامَةَ عَمْرَو بْنَ مَالِكٍ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ

“Sesungguhnya telah ditampakkan kepadaku segala sesuatu yang dijanjikan kepada kalian. Kemudian ditampakkan surga kepadaku, lalu aku ulurkan tanganku agar aku dapat mengambil sebuah tandan (tangkai yang panjang) maka tanganku pun memendek. Dan ditampakkan pula neraka kepadaku, maka aku melihat seorang wanita dari bani israil diadzab karena seekor kucing yang dia tangkap namun tidak diberi makan dan tidak membiarkannya memakan serangga, kemudian aku melihat di dalam neraka abu Tsamamah Amr bin Malik yang lagi menyeret ususnya.”4

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:

“Faedah yang dapat dipetik dari hadits tersebut, surga dan neraka telah diciptakan dan telah ada pada hari ini dan di dalam surga terdapat beraneka ragam buah. Semua ini merupakan madzhab guru-guru kami (yaitu madzhab syafi’i) dan seluruh ahlu Sunnah, berbeda halnya dengan kaum Mu’tazilah.”5

Disebutkan pula di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا اشْتَدَّ الحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ

“Apabila cuaca sangat panas maka tundalah pelaksanaan shalat dzhuhur karena cuaca panas merupakan bagian dari hembusan api neraka.”6

Ibnu Hajar al-Asqalany rahimahullah berkata:

“Pada hadits tersebut terdapat bantahan kepada kelompok Mu’tazilah dan kelompok lainnya yang meyakini bahwa neraka tidak diciptakan kecuali pada hari kiamat saja.”7


Baca Juga: Kriteria Penduduk Surga


Ahlu Sunnah Sepakat Surga dan Neraka Sudah Ada Sekarang

Imam Muhammad bin al-Husain al-Ajurry (w.360 H) berkata: “Ketahuilah –semoga Allah merahmati kami dan kalian- sesungguhnya Al-Qur’an merupakan bukti kebenaran bahwa Allah telah menciptakan surga dan neraka sebelum Dia menciptakan Adam. Allah pun telah menciptakan penghuni surga dan penghuni neraka sebelum mengeluarkan mereka ke dunia. Orang yang baik keislamannya dan merasakan manisnya iman, tidak akan menyelisihi permasalahan ini. Al-Qur’an dan Sunnah menunjukkan hal tersebut. Kami berlindung kepada Allah dari orang-orang yang mendustakannya.”8

Demikianlah pembahasan seputar benarkah surga dan neraka sudah ada sekarang? Sebagai kesimpulan, seorang mukmin wajib untuk meyakini bahwa surga dan neraka sudah ada sekarang karena terdapat dalil dari Al-Qur’an dan sunnah yang menunjukkan hal tersebut. Semoga yang singkat ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin. Wallahua’lam bish shawab.

MPS/IWU

Nama Penulis: Muammar Purwandi

Referensi :

  • Al-Minhaj karya Al-Imam An-Nawawi
  • Asy-Syari’ah karya Al-Ajurri
  • Fathul Bari karya Al-Hafidz Ibnu Hajar
  • Al-Hujjah Fii Bayanil Mahajjah wa Syarhi Aqidati Ahlis Sunnah wal Jama’ah karya Qowwamus Sunnah
  • At-Ta’liqat al-Mukhtasharah ‘ala matnil Aqidah ath-Thohawiyah karya al-Fauzan

 

Footnotes

  1. Maksudnya adalah yang menjadi patokan utama adalah akal. Dalil al-Qur’an dan sunnah mengikuti pendapat akal. Jika dalil mencocoki akal maka dalil tersebut diterima. Jika tidak, maka dalil tersebut ditolak.
  2. Al-Hujjah fii bayaani al-mahajjah wa syarhi aqiidati ahlissunnah wal jama’ah (1/347)

    وَاعْلَم: أَن فصل مَا بَيْننَا وَبَين المبتدعة هُوَ مَسْأَلَة الْعقل فإِنهم أسسوا دينهم عَلَى الْمَعْقُول، وَجعلُوا الِاتِّبَاع والمأثور تبعا للمعقول، وَأما أهل السّنة؛ قَالُوا: الأَصْل فِي الدّين الِاتِّبَاع والمعقول تبع، وَلَو كَانَ أساس الدّين عَلَى الْمَعْقُول لَا ستغنى الْخلق عَنِ الْوَحْي، وَعَن الْأَنْبِيَاء، ولبطل معنى الْأَمر وَالنَّهْي، ولقال من شَاءَ مَا شَاءَ،

  3. At-Ta’liqat al-Mukhtasharah ‘ala matnil Aqidah ath-Thohawiyah (hal.204)
  4. 4 HR. Muslim (no.93) di dalam shahihnya dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu
  5. Al-Minhaj (6/207)

    وَفِيهِ أَنَّ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ مَخْلُوقَتَانِ مَوْجُودَتَانِ الْيَوْمَ وَأَنَّ فِي الْجَنَّةِ ثِمَارًا وَهَذَا كُلُّهُ مَذْهَبُ أَصْحَابِنَا وَسَائِرِ أَهْلِ السُّنَّةِ خِلَافًا لِلْمُعْتَزِلَةِ

  6. HR. al-Bukhari (no. 536 dan 537) di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
  7. Fathul Bari (2/19)

    وَفِي الْحَدِيثِ رَدٌّ عَلَى مَنْ زَعَمَ مِنَ الْمُعْتَزِلَةِ وَغَيْرِهِمْ أَنَّ النَّارَ لَا تُخْلَقُ إِلَّا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

     

  8. Asy-Syari’ah (3/1343)

    اعْلَمُوا رَحِمَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ أَنَّ الْقُرْآنَ شَاهِدٌ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ آدَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ , وَخَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا , وَلِلنَّارِ أَهْلًا , قَبْلَ أَنْ يُخْرِجَهُمْ إِلَى الدُّنْيَا , لَا يَخْتَلِفُ فِي هَذَا مَنْ شَمِلَهُ الْإِسْلَامُ , وَذَاقَ حَلَاوَةَ طَعْمِ الْإِيمَانِ , دَلَّ عَلَى ذَلِكَ الْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ , فَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِمَّنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا