oleh

Beginilah Seorang Muslim dalam Menyambut Bulan Ramadhan

-Fiqih-3,200 views

Menyambut bulan Ramadhan dengan amalan mulia, merupakan langkah awal yang tepat. Oleh karena itu para salaf sangat bersemangat dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Berbagai bentuk persiapan fisik dan maknawi mereka lakukan.

Kita yang hidup jauh dari masa para salaf, tentu harus giat mencontoh mereka. Jangan hanya persiapan bahan makanan dan menu buka-sahur saja, akan tetapi perlu menyiapkan hati dan melatih jiwa untuk melakukan amal ketaatan. Begitulah semestinya sikap seorang muslim dalam menyambut bulan Ramadhan.

Mengerjakan Puasa di Bulan Sya’ban

Dahulu Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat mengerjakan puasa di bulan Sya’ban. Sampai-sampai Aisyah, istri beliau radhiyallahu ‘anha, bercerita,

لَمْ يَكُن النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak daripada di bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari no. 1970 di dalam Shahihnya)

Hal itu karena ada hikmah yang besar di balik puasa pada bulan Sya’ban. Di antaranya adalah dalam rangka melatih dan mempersiapkan jiwa untuk beramal ketaatan demi menyambut bulan Ramadhan.

Al-Imam Ibnu Rajab (736-795 H) menerangkan,

وَقَدْ قِيْلَ فِيْ صَوْمِ شَعْبَانَ: إِنَّ صِيَامَهُ كَالتَّمْرِيْنِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ لِئَلاَّ يَدْخُلَ فِيْ صَوْمِ رَمَضَانَ عَلَى مَشَقَّةٍ وَكُلْفَةٍ، بَلْ يَكُوْنُ قَدْ تُمَرِّنُ عَلَى الصِّيَامِ وَاعْتَادَهُ، وَوَجَدَ بِصِيَامِ شَعْبَانَ قَبْلَهُ حَلاَوَةَ الصِّيَامِ وَلَذَّتَهُ، فَيَدْخُلُ فِيْ صِيَامِ رَمَضَانَ بِقُوَّةٍ وَنَشَاطٍ

“Ada yang mengatakan terkait dengan puasa bulan Sya’ban, yaitu puasa bulan Sya’ban bagaikan latihan untuk persiapan puasa di bulan Ramadhan. Supaya tidak merasa sulit dan payah ketika memasuki bulan Ramadhan. Bahkan dia dalam kondisi sudah terlatih dan terbiasa mengerjakan puasa. Dengan puasa bulan Sya’ban yang telah dia lakukan sebelumnya, ia akan merasakan manis dan lezatnya puasa, sehingga ia menjalani puasa Ramadhan dengan energik dan penuh semangat.”1


Baca Juga: Bolehkah Berpuasa Sebulan Penuh di Bulan Sya’ban?


Semangat Para Salaf dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Dahulu para salaf sangat menantikan kehadiran bulan Ramadhan. Sejak jauh-jauh hari mereka berdoa kepada Allah agar diperjumpakan dengan bulan tersebut.

Mu’alla bin al-Fadhl menyatakan,

كَانُوْا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ: أَنْ يُبَلِّغَهُمْ رَمَضَانَ، ثُمَّ يَدْعُوْنَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ: أَنْ يَتَقَّبَلَهُ مِنْهُمْ

“Mereka (para salaf) berdoa kepada Allah agar diperjumpakan dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya. Setelah itu mereka berdoa agar diterima amal ibadahnya selama enam bulan berikutnya (setelah bulan Ramadhan).”2

Yahya bin Abi Katsir (w 129 H) mengatakan bahwa di antara doa yang mereka panjatkan adalah:

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِيْ رَمَضَانَ، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّيْ مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, berilah keselamatan untukku sampai bulan Ramadhan; perjumpakanlah aku dengan bulan Ramadhan; dan terimalah amal ibadah dariku.”3

Ibnul Mibrad (840 – 909 H) mengatakan,

شَهْرُ رَجَبٍ مِفْتَاحُ الْخَيْرِ وَالْبَرَكَةِ، شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ السَّقْيِ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ الْحَصَادِ

“Bulan Rajab adalah pembuka kebaikan dan berkah; bulan Rajab adalah masa menanam; bulan Sya’ban adalah masa menyiram; dan bulan Ramadhan adalah masa memanen.”4

Para salaf juga bersemangat membaca al-Quran sejak memasuki bulan Sya’ban. Mereka luangkan waktu mereka untuk al-Quran.

Salamah bin Kahil menyatakan, “Bulan Sya’ban adalah bulannya para pembaca al-Quran.” Diceritakan bahwa Amer bin Qois al-Mula’i ketika sudah masuk bulan Sya’ban, ia menutup tokonya dan meluangkan waktu untuk membaca al-Quran.5


Baca Juga: Bolehkah Berpuasa Sunnah Sehari Sebelum Ramadhan?


Sudah Siapkah Anda Menyambut Bulan Ramadhan?

Demikian beberapa tauladan dari para salaf dalam menyambut bulan Ramadhan.

Tak lama lagi kita pun akan memasuki bulan Ramadhan, insyaAllah. Oleh sebab itu, mari kita berkaca dan introspeksi diri, sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan?

Mari berlomba persiapkan diri kita, semoga Allah memberi kemudahan dan taufik kepada kita semua untuk menjalani bulan Ramadhan yang penuh berkah kali ini dengan sebaik-baiknya. Amin.

FAI-THR


1 Lihat Lathaif al-Ma’arif (hlm 134-135).

2 Lihat ad-Dur al-Mantsur (1/377) karya al-Imam as-Suyuthi rahimahullah.

3Diriwayatkan oleh ath-Thabarani (2/479). As-Suyuthi menyatakan, “Sanadnya hasan.” Lihat Jami’ al-Ahadits (35/276).

4 Ma’arif al-In’am wa Fadhli asy-Syuhur wa al-Ayyam (hlm. 95).

5 Lathaif al-Ma’arif (hlm. 135).