oleh

Bahaya Riya’

Dari sahabat Abu Said Al Khudry radiyallahu ‘anhu berkata: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari menemui para sahabatnya yang sedang membicarakan tentang Dajjal dan mereka mengkhawatirkan kemunculannya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟ قَالَ: قُلْنَا: بَلَى، فَقَالَ: الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي، فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ، لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ إِلَيْهِ 

“Maukah kalian aku kabarkan dengan sesuatu yang lebih aku khawatirkan menimpa kalian dari pada Al Masih Dajjal.” Para sahabat menjawab: “Tentu, Wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda: yaitu kesyirikan yang samar seperti seorang pria yang berdiri mengerjakan sholat kemudian memperbagus sholatnya agar pandangan orang lain tertuju padanya.”

Kedudukan hadist

Hadist ini derajatnya hasan (bagus). Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad rahimahullahu nomor 11252 dan Al Imam Ibnu Majah rahimahullahu, di dalam kitabnya As Sunan nomor 4204.

Mengenal Abu Said Al Khudry radhiyallahu ‘anhu

Nama lengkap beliau adalah Sa’du bin Malik bin Sinan bin Ubaid Al Anshory. Beliau wafat di Madinah pada tahun 63 hijriah.

Penjelesan tentang hadist

Para pembaca yang mulia, sesungguhnya mengikhlaskan amalan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan salah satu pondasi diterimanya amalan seorang hamba. Maka berdasarkan hal ini wajib bagi kita semua untuk memaksudkan seluruh amalannya demi mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan negeri akhirat yang abadi. Dengan tidak mengharap sanjungan dan pujian manusia.

Tetapi Iblis dan bala tentaranya tidak akan diam terhadap itu semua. Mereka akan berupaya menyesatkan umat manusia. Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin, mereka akan membisikkan di dada-dada manusia suatu penyakit berbahaya yaitu riya’.

Hal ini sebagaimana diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada hadist di atas. Ini menunjukkan penyakit riya adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir penyakit ini menimpa para sahabatnya, padahal mereka adalah generasi terbaik umat ini.

Maka bagaimana dengan kita? Yang tingkat keimanan kita tidak bisa dibandingkan dengan keimanan mereka.

Bahkan kekhawatiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap penyakit ini lebih besar daripada kekhawatiran beliau terhadap munculnya Dajjal. Kenapa demikian? Karena kerusakan-kerusakan yang muncul disebabkan Dajjal hanya akan menimpa orang-orang yang hidup sezaman dengannya. Lain halnya dengan riya’ penyakit ini akan menimpa siapapun dari zaman ke zaman. Semoga Allah Ta’ala membersihkan hati-hati kita dari penyakit yang tercela ini.

Faedah yang bisa dipetik

  1. Riya’ disebut juga kesyirikan yang samar karena pelakunya menampakkan amalan seakan akan hanya ikhlas untuk Allah semata, akan tetapi hakikatnya dia beramal hanya ingin untuk disanjung. Hal ini tidak ada yang mampu mengetahuinya kecuali Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh memvonis orang lain telah berbuat riya’.

  2. Al Masih Dajjal adalah Al Masih yang sesat yang akan muncul di akhir zaman. Dia dijuluki Al Masih karena salah satu matanya picak. Lain halnya dengan Al Masih Isa ‘alaihi salam.

  3. Taubat dan kafarah (tebusan) orang yang telah berbuat riya’.

    ( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيئَا وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذَنْبِ الَّذِي لَا أَعْلَمُ)

    “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepadamu dari perbuatan syirikku terhadapmu sementara aku tahu bahwa hal itu tidak diperbolehkan dan aku meminta ampun padamu dari dosa yang tidak aku rasa.”

Semoga yang kami sampaikan bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah membersihkan dada-dada kita dari niat yang tercela ini.