oleh

Apa Kata Ulama Madzhab Syafi’i tentang Teroris-Khawarij?

Alih-alih ingin membela Islam, tindakan teror kaum teroris (baca: Khawarij) justru sangat mencoreng keindahaan agama yang rahmatan lil ‘alamin ini. Banyak manusia yang lari dari Islam karena kedunguan mereka terhadap agama. Oleh karena itu sejak dahulu para ulama dari setiap madzhab senantiasa mengingatkan kaum muslimin dari ideologi sesat dan kebejatan mereka. Tak terkecuali para ulama madzhab Syafi’i. Berikut kami sajikan kepada para pembaca rahimakumullah ucapan beberapa ulama madzhab Syafi’i tentang Teroris-Khawarij. Semoga bermanfaat.

Al-Imam Muhammad bin al-Husain al-Ajurry (w. 360 H) rahimahullah

Beliau adalah Imam, pakar hadits, dan orang yang dituakan (keilmuannya) di negeri Makkah. Karya tulis beliau sangat banyak. Dalam bidang fiqih beliau menganut madzhab Syafi’i. Al-Imam adz-Dzahabi berkata tentang beliau;

وَكَانَ صَدُوْقاً، خَيِّراً، عَابداً، صَاحبَ سُنَّةٍ وَاتِّبَاعٍ

“dia adalah seorang yang jujur, baik, ahli ibadah, kokoh dalam memegang Sunnah dan meneladani (jejak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).”1

Di antara ucapan Al-Imam Muhammad bin al-Husain al-Ajurry rahimahullah tentang Teroris-Khawarij adalah sebagai berikut,

Khawarij Kaum Durhaka

Beliau mengatakan,

لَمْ يَخْتَلِفِ الْعُلَمَاءُ قَدِيمًا وَحَدِيثًا أَنَّ الْخَوَارِجَ قَوْمُ سُوءٍ عُصَاةٌ لِلَّهِ تَعَالَى وَلِرَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنْ صَلَّوْا وَصَامُوا، وَاجْتَهَدُوا فِي الْعِبَادَةِ، فَلَيْسَ ذَلِكَ بِنَافِعٍ لَهُمْ

“Ulama dahulu maupun sekarang tidak ada yang berselisih bahwa kelompok Khawarij adalah kaum durhaka kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Meskipun mereka mengerjakan sholat, puasa, dan bersungguh-sungguh dalam ibadah. Semua itu tidak bermanfaat bagi mereka.”2


Baca Juga: Mengambil Pelajaran dari Sejarah Berdirinya ISIS


Khawarij Memberontak Kepada Pemerintah Yang Sah dan Menghalalkan Darah Kaum Muslimin

Beliau rahimahullah juga menuturkan,

وَيَخْرُجُونَ عَلَى الْأَئِمَّةِ وَالْأُمَرَاءِ وَيَسْتَحِلُّونَ قَتْلَ الْمُسْلِمِينَ

“Mereka (kaum Khawarij) juga memberontak kepada pemerintah dan menghalalkan pembunuhan kepada kaum muslimin. ”3

Al-Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi (w. 510 H) rahimahullah

Beliau adalah ahli tafsir ternama, penulis kitab Ma’alimut Tanzil fii Tafsiril Quran atau yang dikenal dengan Tafsir al-Baghawi. Di bidang fikih beliau bermadzhab Syafi’i.

Di antara contoh ucapan beliau tentang Teroris-Khawarij adalah sebagai berikut;

Khawarij Makhluk Allah yang Terburuk

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَرَى الْخَوَارِجَ شِرَارَ خَلْقِ اللَّهِ، وَقَالَ: إِنَّهُمُ انْطَلَقُوا إِلَى آيَاتٍ نَزَلَتْ فِي الْكُفَّارِ، فَجَعَلُوهَا عَلَى الْمُؤْمِنيِنَ.

“Dahulu Ibnu Umar radhiyallahu’anhu berpandangan bahwa Khawarij adalah makhluk Allah yang terburuk. Beliau mengatakan; ” Mereka bertolak dari ayat yang diturunkan untuk orang-orang kafir dan menerapkannya/memberlakukannya kepada kaum mukminin.”4

Khawarij Pemecah Belah Persatuan Umat

وَاتَّفَقَتِ الأُمَّةُ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ عَلَى أَنَّ الاسْتِخْلافِ سُنَّةٌ، وَطَاعَةُ الْخَلِيفَةِ وَاجِبَةٌ، إِلا الْخَوَارِجَ، وَالْمَارِقَةَ الَّذِينَ شَقُّوا الْعَصَا، وَخَلَعُوا رِبْقَةَ الطَّاعَةِ.

“Para Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah bersepakat bahwa (seorang pemimpin) menunjuk penggantinya merupakan bimbingan sunnah, dan menaati khalifah (pemerintah) adalah wajib. kecuali sekte Khawarij dan al-Mariqah [efn_note]Sifat yang Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sematkan kepada Khawarij dalam beberapa hadits beliau. Maknanya adalah kaum Khawarij adalah orang-orang yang keluar dari agama seperti anak panah melesat keluar dari buruannya/efn_note] yang memecah persatuan dan melepas tali ketaatan (kepada pemerintah).”5


Baca Juga: Dalil Wajibnya Taat Pemerintah


Al-Imam Yahya bin Syaraf bin Muriy’ an-Nawawi (w. 676 H) rahimahullah

Siapa yang tidak kenal dengan an-Nawawi. Karya tulis beliau begitu tersohor dan diterima masyarakat, di antaranya Riyadhusshalihin. Sampai-sampai dikatakan tidak ada satu masjid atau pesantren pun melainkan dibacakan dan diajarkan kitab tersebut.

Disebutkan dalam kitab Thabaqat asy-Syafi’iyah al-Kubra karya as-Subki (w. 771 H) bahwa beliau adalah seorang yang zuhud, qana’ah, dan kokoh dalam mengikuti salaf, Ahlussunnah wal Jamaah. Di samping itu beliau adalah sosok penyabar dalam mengerjakan kebaikan. Tidak ada waktu yang beliau habiskan untuk selain ketaatan kepada Allah.6

Beberapa kaliamat yang beliau nyatakan tentang Khawarij adalah sebagai berikut;

Khawarij Mengkafirkan Pelaku Dosa Besar

فَرْعُ الْخَوَارِجِ صِنْفٌ مِنَ الْمُبْتَدَعَةِ يَعْتَقِدُوْنَ أَنَّ مَنْ فَعَلَ كَبِيْرةً، كَفَرَ وَخَلَدَ فِيْ النَّارِ

“Sekte Khawarij merupakan salah satu bagian dari ahli bid’ah. Mereka meyakini bahwa pelaku dosa besar itu kafir dan kekal di Neraka.”7

Padahal akidah Ahlussunah yang diwariskan oleh para Sahabat yang benar tentang pelaku dosa besar (di bawah kesyirikan) bahwa mereka tidak dikafirkan. Adapun apabila mereka meninggal tetapi belum bertaubat dari dosanya, maka urusan mereka di bawah kehendak Allah Ta’ala. Jika Allah menghendaki maka Allah akan mengampuninya, dan jika tidak maka Alah akan mengazabnya. Namun tidak sampai kekal di dalam Neraka. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (an-Nisa: 48)


Baca Juga: Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah


Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad bin Hajar al-‘Asqalaniy (w. 852 H) rahimahullah

Ibnu Hajar seorang ulama dan pakar sejarah Islam berkebangsaan Palestina yang lahir dan wafat di Kairo, Mesir. Beliau memiliki banyak karya tulis yang menakjubkan. Sampai-sampai al-Imam as-Sakhawi (murid beliau) mengatakan,

انْتَشَرَتْ مُصَنَّفَاتُهِ فِي حَيَاتِهِ وَتَهَادَتْهَا المُلُوْكُ وَكَتَبَهَا الْأَكَابِرُ

“Karya-karya beliau telah tersebar luas dimasa hidupnya. Bahkan para raja saling memberi hadiah dengan kitab beliau dan para ulama senior pun rela menyalinnya.”8

Berikut beberapa kalam Ibnu Hajar rahimahullah tentang Teroris-Khawarij:

Al-Qa’diyah Termasuk Khawarij

القَعْدُ الخَوَارِجُ كَانُوْا لَا يُرَوْنَ بِالحَرْبِ , بَلْ يُنْكِرُوْنَ عَلَى أُمَرَاءِ الْجَوْرِ حَسْبَ الطَّاقَةِ, يَدْعُونَ إِلَى رَأْيِهِمْ, وَيُزَيِّنُوْنَ مَعَ ذَالِكَ الْخُرُوجَ وَيُحْسِنُونَهُ

“Al-Qa’diyah termasuk Khawarij. Meskipun mereka tidak terjun langsung ke medan perang, namun mereka mengingkari (menjelek-jelekan) pemerintah yang zalim dengan sekuat tenaga, menyeru manusia kepada ideologi mereka. Bahkan mereka menghias-hiasi pemberontakan dan menjadikannya seolah sebagai kebaikan (di mata kaum muslimin).”9

Demikian beberapa pernyataan ulama Syafi’i tentang Teroris-Khawarij dari berbagi zaman. Sebenarnya masih banyak lagi ucapan ulama Syafi’i lainnya tentang bahaya ideologi Teroris-Khawarij yang semua mencela dan mengingkari kaum Teroris-Khawarij.

Para Ulama bersepakat bahwa berbagai tindakan teror yang terjadi dari masa ke masa bukanlah bagian dari Islam, meskipun mereka mengatasnamakan Islam dan jihad. Semoga Allah Ta’ala menjaga kaum muslimin dan negeri mereka dari tidakan teror kaum Teroris-Khawarij, baik bersifat fisik maupun ideologi. Amin.

AFQ-ALF

Penulis: Afiq Abqari


Footnotes

  1. Lihat Siyar A’lamin Nubala (16/134)
  2. Lihat asy-Syari’ah (1/325) cet. Darul Wathan.
  3. Lihat asy-Syari’ah (1/326) cet. Darul Wathan.
  4. Lihat Syarhu as-Sunnah (10/233)
  5. Lihat Syarhu as-Sunnah (10/84)
  6. Thabaqat asy-Syafi’iyah al-Kubra (8/395).

    لَهُ الزّهْد والقناعة ومتابعة السالفين من أهل السّنة وَالْجَمَاعَة والمصابرة على أَنْوَاع الْخَيْر لَا يصرف سَاعَة فِي غير طَاعَة

  7. Lihat Raudhatu ath-Thalibin wa ‘Umdatu al-Muftiin (7/272)
  8. Lihat al-A’lam karya az-Zirikliy (1/178)
  9. Lihat at-Tahdzib (8/114), lihat juga Lamudduril Mantsur no. 106