oleh

Amanah, Karakter Pria Sejati

Setip kali anda berinteraksi dengan kawan dan kerabat, pasti anda butuh dengan sifat amanah. Ketika berdagang misalnya, anda berkewajiban untuk amanah. Dalam segala bentuk sosial kemasyarakatan, anda pasti butuh dengan sifat ini. Sehingga anda selalu dipercaya oleh sahabat dan kerabat. Nah, kali ini kami akan menyodorkan kepada anda pengertian dan keutamaan amanah. Bagaimanakah itu? Simaklah ulasan berikut ini…

Apa Itu Amanah?

Amanah memiliki makna yang begitu luas. Amanah mencakup hak Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sang Pencipta Yang Berhak Diibadahi, juga meliputi segala bentuk hak sesama. Baik itu kalangan atas maupun rakyat jelata, masing-masing memiliki hak yang merupakan amanah bagi kita, amanah untuk menjaga sekaligus menunaikannya.

Amanah terkait hak Allah Jalla wa ‘Ala dan hak sesama merupakan dua pokok dasar amanah. Segala bentuk dan macam amanah kembalinya kepada dua dasar ini.

Amanah Terkait Hak Allah Ta’ala

Berbagai macam ibadah dan amal shalih yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan hak Allah Azza wa Jalla atas hamba-Nya. Inilah amanah yang harus ditunaikan oleh setiap individu manusia. Karena, ibadah merupakan amanah dari Rabb kita Subhanahu wa Ta’ala untuk para hamba-Nya. Allah Ta’ala menegaskan:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh.” (al-Ahzab: 72)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

حَقُّ اللَّهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Hak Allah Tabaraka wa Ta’ala atas para hamba adalah mereka beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR. al-Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30 di dalam shahih keduanya, dari sahabat Mu’adz bin Jabala))

Amanah Berkenaan Dengan Hak Sesama

Setiap insan memiliki hak atas saudaranya, baik itu yang bersifat materi maupun rohani. Di saat anda berinteraksi dengan sesama, maka anda memiliki hak yang harus ia penuhi. Begitu pula sebaliknya, ia memiliki hak yang wajib anda tunaikan. Itu semua adalah amanah yang harus tertunaikan dengan baik.

Kita ambil contoh; ketika anda sedang berdagang. Anda harus jujur dalam transaksi anda dengan orang lain. Anda berkewajiban untuk menjelaskan dengan jujur barang dagangan anda. Tidak boleh anda menyembunyikan satupun cela dan cacat yang ada pada jualan anda. Jelaskanlah kepada pembeli apa adanya. Jangan anda bumbu-bumbui dengan bumbu kedustaan dan menyembunyikan aib. Sehingga, akan hilang keberkahan pada jual belinya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

البَيِّعَانِ بِالخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، أَوْ قَالَ: حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“penjual dan pembeli memiliki pilihan selama mereka belum berpisah-atau beliau berkata: sampai mereka berpisah-. Apabila mereka jujur dan menjelaskan sesuai realita, transaksi mereka akan mendapat berkah. Namun, jika mereka menyembunyikan (aib barangnya) dan berdusta, akan hilang keberkahan transaksi mereka tersebut.” (HR. al-Bukhari no. 2082 dan Muslim no. 1532, dari sahabat Hakim bin Hizam)

Kepemimpinan, Amanah yang Harus Terlaksana dengan Baik

Kepemimpinan merupakan salah satu bentuk amanah. Juga merupakan tanggung jawab terbesar. Seorang presiden misalnya, ia diamanahi urusan seluruh rakyatnya. Baik itu perkara dunianya maupun urusan akhirat mereka.

Nabi shallallahu alaihi wasallam memberi ancaman yang besar bagi orang yang menipu rakyatnya. Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“siapa saja yang Allah bebankan kepadanya (urusan) rakyat. Kemudian dia meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya. Maka, Allah haramkan atas dia al-Jannah (surga).” (Muttafaqun alaihi, dari sahabat Ma’qil bin Yasar radhiyallahu anhu)

Sebaliknya, keberuntungan besar bagi pemimpin yang adil. Sebagaimana yang disebutkan Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang tujuh golongan yang mendapat naungan pada hari kiamat. Pada urutan pertama, Rasulullah shallahu alaihi wasallam menyebut pemimpin yang adil.

Anak dan Istri, Amanah Bagi Seorang Lelaki

Bagi anda, duhai suami dan ayah, anda berkewajiban penuh terhadap pendidikan sang istri. Juga anak-anak. Anda harus menjaga mereka dari adzab neraka. Bagaimana itu? Dengan mengarahkan mereka kepada kebaikan. Dan mencegah mereka dari perbuatan keji dan mungkar. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (at-Tahriim: 6)

Ketika sampai pada ayat ini, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “yakni ajari mereka ilmu agama dan perangai mulia.”1

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata: ” kerjakanlah segala ketaatan, waspadalah dari kemaksiatan-kemaksiatan dan perintahkanlah keluarga kalian berdzikir. Niscaya, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyelamatkan kalian dari neraka.”2

Istri dan anak-anak adalah amanah yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada kita. Maka tunaikanlah, wahai para suami dan segenap ayah. semoga anda mendapat pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Dan masih banyak lagi contoh contoh amanah yang tidak mungkin disebutkan dalam risalah ringkas ini.

Menunaikan Amanah, Perintah Allah Ta’ala Atas Hamba-Nya

Segala bentuk amanah yang telah kami paparkan diatas, Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kita menunaikannya. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (an-Nisa: 58)

Di dalam ayat ini, Allah menggunakan nama –Nya yang Agung ketika menyebutkan perintah menunaikan amanah. Hal ini menunjukkan mulianya sifat amanah ini di sisi Allah . sehingga, Allah menggandengkan perintah tersebut dengan nama –Nya yang Agung.

Menjaga Amanah, Konsekuensi Menunaikannya

Ketika Allah memerintahkan kita untuk menunaikan amanah. Hal itu juga mengandung perintah untuk menjaganya. Mengapa? Karena, sebuah amanah tidak mungkin bisa tertunaikan kepada pemiliknya kecuali jika amanah itu terjaga dengan baik.

Amanah, Karakter Pria Sejati

Sahabat Hudzaifah bin Yaman suatu hari pernah menyampaikan sebuah hadits dari Rasulullah yang berbunyi:

أَنَّ الأَمَانَةَ نَزَلَتْ مِنَ السَّمَاءِ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ، وَنَزَلَ القُرْآنُ فَقَرَءُوا القُرْآنَ، وَعَلِمُوا مِنَ السُّنَّةِ

“Sesungguhnya amanah turun dari langit ke dalam lubuk hati para lelaki. Kemudian turun al qur’an maka mereka mempelajarinya dari al-qur’an dan mengetahuinya dari as-sunnah.” (HR. al-Bukhari no. 7276 di dalam shahihnya)

Makna dari hadits di atas: bahwa Allah menjadikan amanah sebagai karakter asli kaum Adam. Kemudian datang di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah penguat sifat asli ini. Sehingga hal ini menambah keimanan, kekokohan dan penunaian terhadap amanah.

Amanah, Akan Dipertanggungjawabkan di Akhirat Kelak

Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“ketahuilah, setiap dari kalian adalah pemimpin dan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Raja adalah rain dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah rain atas keluarganya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas mereka. Seorang wanita adalah rain atas rumah dan anak suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas mereka. Hamba sahaya adalah ra’in atas harta tuannya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas harta tersebut. Ketahuilah, setiap dari kalian adalah rain dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829 di dalam shahih keduanya dari sahabat Abdullah bin Umara)

Berkata imam an-Nawawi rahimahullahu ta’ala: “para ulama’ menjelaskan: yang dimaksud dengan rain adalah orang yang menjaga, diamanahi serta dimintai pertanggung jawaban atas perkara yang di amanahkan kepadanya dan segala sesuatu yang di dalam jangkauannya.”3

Maka, setiap dari kita telah diberi amanah oleh Allah sebagaimana hadits di atas. Oleh karena itu, jagalah amanah itu dan tunaikanlah sebaik mungkin. Mohonlah pertolongan kepada Allah dalam segala urusan anda. Niscaya, Allah pasti menolong hamba-hambanya yang beriman.

Akhir kata semoga tulisan ini menambah wawasan kita. Sehingga kita lebih semangat dalam menjaga serta menunaikan amanah yang dipercayakan kepada kita. Sehingga kita mendapat keberuntungan di dunia dengan kepercayaan orang kepada kita. Dan juga di akhirat kelak dengan mendapat pahala orang orang yang menunaikan amanah dengan sebaik baiknya. Amin ya Rabbal ‘alamin. AZB-JFR

Penulis: Abu Zakariyya Abdurrahman


1 Tafsir al-Qur’an al-Adziim (8/167)

2 Idem.

3 al-Minhaj (12/213)

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *