oleh

Al Quran Pedoman Umat Islam

Pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, setiap muslim yang selamat keyakinannya dari penyimpangan, meyakini bahwa menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup dan sumber syariat adalah suatu kewajiban. Allah Ta’ala berfirman di dalam al-Quranul Karim:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah,” (al-Maidah: 48)

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan ini adalah kitab (Al-Qur’an)yang kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.” (al-‘An’am: 155)
Sebagaimana al-Qur’an, as-Sunnah merupakan sumber syariat dan pedoman hidup bagi umat Islam. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah sangat keras hukuman-Nya.” (al-Hasyr: 7)

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

“Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (an-Nisa: 80)

Dengan dalil-dalil ini menjadi jelas bahwa menjadikan Al Qur’an dan sunnah sebagai landasan hukum dan pedoman hidup adalah perkara yang wajib.

Allah Ta’ala mengancam siapa saja yang enggan mengikuti perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya:

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya dan barangsiapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya maka sungguh Allah sangat keras siksa-Nya.” (al-Anfal: 13)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

“Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.”(al-Ahzab: 36)

Perintah Mulia di Dalam Al Qur’an

Terkandung berbagai perintah dan larangan di dalam Al Qur’an. Ketahuilah, perintah teragung di dalam Al Quran adalah mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam beribadah. Adapun larangan terbesar di dalam Al Quran adalah menyekutukan-Nya dalam peribadatan. Allah Ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (an-Nisa: 36)
Pembaca yang semoga dicintai Allah, perlu diketahui pula bahwa al-Qur’an sangat sempurna dalam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia di dunia ini, baik di dalam masalah ibadah, interaksi sesama makhluk, dari masalah terkecil hingga terbesar. Tidaklah terluput satu kebaikanpun melainkan telah dijelaskan di dalam al-Qur’an dan tidaklah satu kejelekanpun melainkan telah diperingatkan darinya1. Ini menunjukkan kepada kita tentang kesempurnaan syariat Islam. Allah Ta’ala berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.” (al-Maidah: 3)

Maka termasuk kesempurnaan perintah di dalam Al Quran adalah perintah -dalam kehidupan bermasyarakat, antara pemerintah dan rakyat- untuk masing-masing dari mereka bertakwa kepada Allah.

Seorang pemimpin hendaknya bersikap adil sebagaimana Allah dan Rasul-Nya perintahkan, menerapkan syariat Allah di dalam wilayah kekuasaannya, menentukan kebijakan sesuai kemaslahatan kaum muslimin.

Hendaknya rakyat menaati pemerintahnya dalam hal kebajikan dan tidak menaati perintah kepada kejelekan, menasihati mereka dengan cara yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu secara tersembunyi, sabar terhadap kedzaliman mereka, tidak keluar dari ketaatan kepada mereka sekalipun mereka dzalim, dan adab-adab bersama pemerintah lainnya yang sepantasnya untuk diterapkan di zaman ini.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemerintah) di antara kamu.” (an-Nisa: 59). UKA


1 Hal ini sebagaimana penjelasan yang lalu tentang sumber syariat Islam yaitu Al Quran dan Sunnah (hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) . Sehingga apa yang tidak terdapat di dalam Al Quran maka hendaknya merujuk kepada Sunnah, karena ini merupakan keumuman perintah Allah di dalam Al Quran (sebagaimana yang telah disebutkan di atas) yaitu mentaati Rasul.

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *