oleh

Adakah Arwah Bergentayangan?

Terkadang kita mendengar cerita bahwa orang yang telah meninggal secara tidak wajar, ruhnya tidak tenang. Jika ia termasuk korban pembunuhan, maka ruh atau arwahnya akan bergentayangan menuntut  balas terhadap pelaku pembunuhan tersebut.

Apakah demikian hakikatnya? Lalu bagaimana menurut syariat Islam?

Akidah Islam dalam menyikapi ruh

Kita meyakini bahwa ruh adalah perkara ghaib (tersembunyi) yang hanya diketahui oleh Allah. Jangankan manusia biasa, bahkan seorang Nabi atau Rasulpun tidak memiliki pengetahuan yang banyak tentang ruh, kecuali yang dikabarkan Allah kepadanya. Allah Ta’ala beritakan di dalam al-Qur’an,

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا

“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Rabbku dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (al-Isra: 85)

Ayat ini turun tentang sebagian Yahudi yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka memojokkan beliau. Sebab, ruh adalah soal yang menyusahkan dan menyulitkan.

Termasuk kebiasaan kaum Yahudi terhadap para Nabi adalah memberikan pertanyaan yang sifatnya sukar. Ini adalah bentuk kejelekan dan kekufuran mereka, oleh sebab itu kaum Yahudi dibenci dan dimurkai Allah.

Syaikh as-Sa’dy rahimahullah menafsirkan ayat di atas, “Ayat ini mengandung teguran terhadap siapa saja yang bertanya, tujuannya untuk memberikan beban atau melemahkan orang lain dengan tidak bisa menjawabnya. Sementara ia meninggalkan pertanyaan yang lebih penting. Mereka bertanya tentang ruh yang merupakan perkara  yang sangat tersembunyi. Padahal tiada satu makhluk pun yang mengetahui sifat dan kriterianya secara terperinci dan mendalam.”

Ruh termasuk  makhluk ciptaan Allah. Sehingga tidak banyak faedah yang bisa diperoleh dengan pertanyaan tersebut. Sedangkan kita belum mengetahui perkara lainnya yang lebih penting. Dengan demikan, ruh adalah rahasia Allah yang tidak ada satu pun dari manusia yang mengetahui hakikatnya.

Ruh orang meninggal tetap hidup

Memang benar bahwa ruh orang yang telah meninggal itu tetap hidup, meskipun jasadnya sudah binasa. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajak bicara puluhan pemuka kaum musyrikin Quraisy yang terbunuh dalam perang Badr. Setelah semua yang terbunuh dilempar ke sumur yang ada di Badr.

Beliau pun berdiri di pinggir sumur, lantas beliau menyebut nama mereka dan nama bapak mereka. Nabi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِنَّا قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا، فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا؟

“Sesungguhya kami benar-benar telah mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Rabb kami. Apakah kalian juga telah mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Rabb kalian?”


Baca juga: Benarkah Orang Mati Bisa Mendengar Suara Manusia?


 

Tatkala ditanya oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum, kenapa beliau berbicara dengan jasad-jasad yang tidak memiliki ruh. Beliau pun menjawab,

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, pendengaran kalian terhadap apa yang telah aku ucapkan tidak lebih dibandingkan mereka.”( HR. al-Bukhari dari sahabat Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu)

Dalam hadis yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa mayit bisa mendengar suara sandal orang yang mengantarnya ketika meninggalkan kuburan.

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dan ulama yang lainnya menerangkan bahwa orang yang telah meninggal dunia ruhnya tetap ada dan ia mampu mendengarkan suara orang lain hingga waktu yang Allah kehendaki.

Anggapan keliru tentang ruh

Namun tidak benar jika ruh orang yang telah meninggal bisa berhubungan dengan orang yang masih hidup. Tidak benar pula klaim para tukang sihir atau dukun bahwa mereka mampu mendatangkan ruh orang yang telah meninggal dan berbicara dengannya.

Demikian pula tidak benar bahwa ruh tersebut bergentayangan mampu menakuti-nakuti atau memberi mara bahaya. Sebab, alam ruh orang yang meningal berbeda dengan alam kehidupan dunia.


Baca juga: Hukum Jimat Menurut Kacamata Syariat


Ruh kaum mukminin dan musyrikin

Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa ruh para syuhada berada ditembolok burung-burung hijau di surga. Begitu juga ruh orang-orang shalih berada di tembolok burung-burung yang bergelantungan di pohon surga. Sebagaimana dikisahkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang shahih.

Adapun ruh orang-orang kafir atau musyrik dan para pelaku maksiat, mereka semua berada di tempat siksaan masing-masing. Sebagaimana disebutkan dalam shahih al-Bukhari.


Baca juga: Delapan Pintu Surga: Nama, Sifat dan Gambarannya


Pembaca yang semoga Allah rahmati…

Demikian penjelasan tentang ruh, inti pembahasan kali ini bahwa permasalahan ilmu ghaib (termasuk ruh) harus kita kembalikan kepada al-Quran dan as-Sunnah. Tidak menggunakan akal ataupun logika, karena akal manusia itu sangat dangkal. Tentu tak dapat menjangkau perkara ghaib.

Semoga penjabaran yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga  Allah menjauhkan kita dari segala pemikiran atau keyakinan yang salah. Semoga Allah menggolongkan  kita termasuk penduduk surga-Nya. Amin FAH/AA-BIAK

join chanel telegram islamhariini 2

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *