oleh

5 Cara yang Benar Menghadapi Virus Corona

Virus Corona/ COVID-19, demikian para pakar virus menyebutnya. Sebuah virus yang menginfeksi manusia di awal-awal tahun 2020 Masehi ini dikatakan sebagai virus yang berbahaya dan dapat mematikan. Hal ini membuat seluruh tatanan masyarakat terusik ketentraman hidup mereka. Bahkan membuat dunia Internasional kalangkabut yang berdampak kepada terganggunya politik dan perekonomian Internasional.

Berbagai usaha dan cara telah ditempuh demi menanggulangi penyebaran virus corona. Bahkan demi meminimalisir tersebarnya virus corona ini, sebagian negara melarang warga negara asing masuk ke negerinya dan melarang warganya keluar dari negerinya.

Seluruh komponen masyarakat merasa kehidupan mereka terancam dengan keberadaan virus ini, sehingga para ahli berupaya sekuat tenaga untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah virus ini. Semoga Allah membalas jasa mereka. Demikianlah usaha yang bisa dilakukan oleh manusia namun keberhasilan mutlak di tangan Allah Rabbul ‘izzah.

5 Cara yang Benar Menghadapi Virus Corona

Melalui artikel yang ringkas ini, kami mencoba untuk menyajikan beberapa cara dalam mengahadapi virus yang sangat berbahaya ini (corona):

  1. Meyakini bahwa seluruh musibah dengan berbagai macam jenisnya ini muncul dari takdir dan ketetapan Allah yang telah tertulis di Lauhul mahfudz.

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menghabarkan di dalam Al-qur’an:

    مَا أَصابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَها إِنَّ ذلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

    “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (al-Hadid: 22)

    Demikianlah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dzat Yang Maha Mampu, memberitakan sebuah berita yang apabila seorang muslim mau mengimaninya pasti ia akan hidup penuh ketentraman, apapun kondisinya. Ketika ia tertimpa sebuah penyakit yang sangat berbahaya misalkan, ia akan bersabar dan tidak berkeluh-kesah karena penyakit yang menimpa seorang muslim itu bisa menghapuskan dosa-dosa yang telah ia lakukan.

  2. Mengintrospeksi diri.

    Berbagai bencana dan malapetaka yang terjadi di muka bumi ini sebabnya karena ulah tangan manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjelaskan di dalam al-Qur’an:

    ظَهَرَ الْفَسادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِما كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

    “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena ulah tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Rum: 41)

    Oleh karenanya, sudah sepantasnya untuk merenung, mengintrospeksi diri. Bisa jadi musibah ini disebabkan kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan. Berbagai praktik kesyirikan, perjudian, dan perzinaan tersebar di mana-mana sebelum Allah menimpakan wabah ini kepada kita.

  3. Banyak beristighfar dan bertaubat kepada Allah.

    Kita mengetahui bersama bahwa watak dasar manusia adalah banyak dan sering berbuat salah. Namun hal ini tidak menghalanginya menjadi hamba yang selalu bertaubat kepada-Nya, karena Allah sangat senang apabila hambanya bertaubat. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita 1400 tahun yang lalu, beliau bersabda:

    لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ

    “Sesungguhnya Allah sangat senang dengan taubat seorang hamba tatkala hamba tersebut bertaubat kepada-Nya.” (HR. Muslim dalam shahihnya no. 2747, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)

    Bahkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan contoh kepada kita. Beliau pernah bersabda:

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ، فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

    “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam seharinya 100 kali.” (HR. Muslim dalam shahihnya no. 2702, dari ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu)

    Dengan kita memperbanyak istigfar dan taubat kepada Allah, semoga Allah mengampuni dosa kita dan menyelamatkan kita dari virus ini dan musibah-musibah yang lainnya.

  4. Jangan memasuki atau keluar dari daerah yang terkena wabah.

    Pada masa amirul mukminin Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu’anhu pernah terjadi wabah penyakit yang menimpa negeri Syam. Pada saat itu Umar radhiyallahu’anhu dalam perjalanan menuju negeri tersebut. Maka beliau meminta pendapat kepada para sahabat, hingga datanglah sahabat Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu seraya berkata: aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ، فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا، فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

    “Apabila kalian mendengar sebuah negeri terkena wabah, maka janganlah kalian memasuki negeri tersebut, dan apabila engkau berada di negeri yang negeri tersebut terkena wabah maka janganlah engkau keluar darinya dalam rangka lari dari wabah tersebut.” (HR. Al Bukhari dalam shahihnya no. 6973 dan Muslim no. 2219)

    Berdasarkan hadits ini, dapat kita pahami bahwa Islam tidak menafikan ikhtiar. Bahkan menganjurkan manusia untuk berikhtiar. Adapun hasil dari ikhtiar tersebut diserahkan kepada Allah sepenuhnya. Oleh karena itu, selain hal di atas, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta olahraga yang teratur untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh juga merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang bisa dilakukan.

    Alhamdulillah para ahli yang terkait baik dokter maupun ahli virus serta pemerintah kita telah memberikan panduan serta pedoman pencegahan penularan virus Corona yang bisa kita ikuti dalam rangka melakukan ikhtiar.

  5. Meyakini bahwa seluruh musibah yang menimpa manusia pasti ada hikmah dibaliknya.

    Seorang muslim harus meyakini hal ini. Dengan meyakininya ia akan hidup dengan tenang tanpa terselimuti rasa khawatir. Demikanpula apabila dia tertimpa wabah penyakit seperti yang sedang menimpa beberapa negara saat ini, ia akan menghadapinya dengan tenang. Ia mengetahui bahwa wabah penyakit yang menimpa seorang mukmin sebagai rahmat dari Allah kepadanya.

    Lebih dari itu ia akan mendapatkan pahala syahid apabila dia bersabar untuk tidak keluar dari negeri tersebut, sebagai mana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, :

    سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ، فَأَخْبَرَنِي «أَنَّهُ عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ»

    “Aku (Aisyah radhiyallahu’anha) pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wabah yang menimpa suatu negeri, beliapun menghabarkan bahwasanya wabah adalah azab yang Allah berikan kepada siapa yang ia kehendaki, dan Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi kaum mukminin, tidaklah seorangpun yang negerinya tertimpa wabah kemudian dia tetap tinggal di negerinya dalam kondisi sabar dan mengharap pahala, dia mengetahui bahwa apa yang menimpanya telah ditetapkan oleh Allah untuk dirinya, melainkan ia akan mendapatkan pahala seperti pahala syahid.” (HR. Bukhari dalam shahihnya no. 3474, dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha)

    Dan juga sebagaimana yang telah dicontohkan oleh sahabat Syurahbil radhiyallahu’anhu tatkala wabah menimpa negeri Syam maka beliau berkata di hadapan manusia:

    بَلْ رَحْمَةُ رَبِّكُمْ , وَدَعْوَةُ نَبِيَّكُمْ , وَمَوْتَةُ الصَّالِحِينَ قِبَلَكُمْ

    “Bahkan (wabah ini) merupakan rahmat dari Rabb kalian, doa nabi kalian, dan kematian orang-orang shalih sebelum kalian.”1

Tak kalah pentingnya adalah berdo’a dan bermunajat kepada Dzat Maha Pengabul do’a, mengakui dosa-dosa yang kita lakukan terkhusus di sepertiga malam terakhir, agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjaga kita dari wabah yang mematikan ini.

Jangan lupa untuk kita mendo’akan pemerintah Indonesia, semoga diberikan taufik oleh Allah di dalam menjaga negeri ini serta menjaga warga negaranya. Demikianlah beberapa cara yang dapat kami sajikan. Semoga sajian ini bisa memberikan manfaat untuk kaum muslimin, Amin. AHS-ALF


1 Lihat kitab syu’abiliman no. 9614 juz 12/392