oleh

3 Landasan Disunnahkannya Shalat Tarawih Berjamaah

-Fiqih-1,525 views

Shalat tarawih berjamaah hukumnya sunnah. Hal ini berdasarkan hadits-hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Minimalnya ada tiga landasan dari disunnahkannya shalat tarawih berjamaah, yaitu:

  1. Persetujuan Nabi ketika melihat para sahabat mengerjakannya.
  2. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengerjakannya.
  3. Penjelasan Nabi tentang keutamaannya.

Berikut ini dalil dari ketiga landasan tersebut:

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam Menyetujui Shalat Tarawih Berjamaah

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Tsa’labah bin Abu Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengisahkan bahwa di suatu malam pada bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (menuju masjid). Beliau mendapati para sahabat sedang shalat di salah satu sisi masjid. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,

مَا يَصْنَعُ هَؤُلَاءِ؟

“Apa yang mereka lakukan?”

Salah seorang sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah! Mereka adalah para sahabat, tidak ada di tengah-tengah mereka yang menghafal al-Qur’an. Maka Ubay bin Ka’ab membacakan al-Qur’an kepada mereka, lalu mereka pun shalat bersamanya.”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَحْسَنُوا أَوْ قَدْ أَصَابُوا

“Mereka telah berbuat baik atau mereka telah berbuat sesuatu yang benar.”

Tsa’labah pun mengatakan, “Nabi tidak membenci apa yang diperbuat oleh para sahabat tersebut.”1

Rasulullah Mengerjakan Shalat Tarawih Berjamaah

Landasan lain yang menjelaskan tentang disunnahkannya shalat tarawih berjamaah adalah, hadits yang diriwayatkan oleh sahabat an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu. Beliau menuturkan,

“Pada malam 23 Ramadhan, kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegakkan shalat tarawih hingga sepertiga malam pertama. Kemudian pada malam 25 Ramadhan, kami bersama beliau menegakkan shalat tarawih hingga separuh malam dan pada malam 27 Ramadhan, kami mengerjakan shalat tarawih hingga kami menyangka tidak akan mendapat al-falah. An-Nu’man bin Tsabit berkata, kami menyebut sahur dengan sebutan al-falah.2

Seorang ulama pakar hadits di masanya, Imam al-Hakim (w. 405 H/ 1015 M) rahimahullah berkata,

“Pada hadits tersebut terdapat dalil atau landasan yang jelas bahwa shalat tarawih di masjid-masjid kaum muslimin merupakan amalan yang disunnahkan. Dahulu Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menghasung Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu untuk menegakkan sunnah ini, hingga beliau pun menegakkannya.”3

Penjelasan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam Tentang Keutamaannya

Penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan shalat tarawih berjamaah merupakan salah satu landasan disunnahkannya amalan tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِياَمُ اللَّيْلِةِ

“Apabila seseorang shalat (tarawih berjamaah) bersama imam hingga usai maka dicatat baginya shalat semalam suntuk.”4

Para ulama semisal Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad dan para imam lainnya berpendapat disunnahkannya shalat tarawih berjamaah. Hal ini sebagaimana yang dinukilkan oleh seorang imam terkemuka mazhab Syafi’iyah yaitu Imam an-Nawawi asy-Syafi’i (w. 676 H/1278 M) rahimahullah. Beliau berkata,

“Para ulama telah sepakat disunnahkannya shalat tarawih berjamaah. Akan tetapi mereka berselisih tentang mana yang paling utama antara shalat sendirian di rumah ataukah shalat berjamaah di masjid.

Imam asy-Syafi’i, mayoritas ulama yang bermazhab Syafi’iyah, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, sebagian ulama yang bermazhab Malikiyah dan yang selain mereka, berpendapat bahwa yang paling utama adalah shalat tarawih secara berjamaah sebagaimana yang dikerjakan oleh sahabat Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dan para sahabat lainnya.

Ini merupakan amalan kaum muslimin yang terus berkesinambungan hingga saat ini, karena shalat tarawih berjamaah merupakan syiar Islam yang tampak layaknya shalat ied.” 5

Demikanlah tiga landasan disunnahkannya shalat tarawih berjamaah. Semoga artikel yang singkat ini bisa menambah maklumat dan menjadi tolak ukur kita dalam beramal. Amin. MPS-AAA/MUS

Penulis: Muammar Purwandi

Referensi:

– Al-Mustadrak lish Shahihain, karya Imam al-Hakim rahimahullah.

– Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, karya Imam an-Nawawi asy-Syafi’i rahimahullah.

– Shalat at-Tarawih, karya Imam Muhammad bin Nasiruddin rahimahullah.


1 HR. al-Baihaqy no. 4282 di dalam sunan al-kubra, dari sahabat Tsa’labah bin Abi Malik radhiyallahu ‘anhu, hasan. Lihat Shalat at-Tarawih (hlm.10).

خَرَجَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ فَرَأَى نَاسًا فِي نَاحِيَةِ الْمَسْجِدِ يُصَلُّونَ، فَقَالَ: ” مَا يَصْنَعُ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَؤُلَاءِ نَاسٌ لَيْسَ مَعَهُمْ قُرْآنٌ وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ يَقْرَأُ وَهُمْ مَعَهُ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ قَالَ: ” قَدْ أَحْسَنُوا، أوَ قَدْ أَصَابُوا ولَمْ يَكْرَهْ ذَلِكَ لَهُمْ

2 HR. Ahmad no.18402 di dalam musnadnya, dari sahabat an-Nu’man bin Basyir, shahih. Lihat Shalat at-Tarawih (hlm.10).

قُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الْأَوَّلِ، ثُمَّ قُمْنَا مَعَهُ لَيْلَةَ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَامَ بِنَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنْ لَا نُدْرِكَ الْفَلَاحَ، قَالَ: وَكُنَّا نَدْعُو السُّحُورَ الْفَلَاحَ

3 Al-Mustadrak lish Shahihain (1/607)

وَفِيهِ الدَّلِيلُ الْوَاضِحُ أَنَّ: «صَلَاةَ التَّرَاوِيحِ فِي مَسَاجِدِ الْمُسْلِمِينَ سُنَّةٌ مَسْنُونَةٌ، وَقَدْ كَانَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ يَحُثُّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَلَى إِقَامَةِ هَذِهِ السُّنَّةِ إِلَى أَنْ أَقَامَهَا

4 HR. Abu Dawud no.1375 dan an-Nasai no. 1364 di dalam sunan keduanya, dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, shahih. Lihat Misykah no.1298 (1/406).

5 Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim (6/39)

وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى اسْتِحْبَابِهَا وَاخْتَلَفُوا فِي أَنَّ الْأَفْضَلَ صَلَاتُهَا مُنْفَرِدًا فِي بَيْتِهِ أَمْ فِي جَمَاعَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ الشَّافِعِيُّ وَجُمْهُورُ أَصْحَابِهِ وَأَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ وَبَعْضُ الْمَالِكِيَّةِ وَغَيْرُهُمْ الْأَفْضَلُ صَلَاتُهَا جَمَاعَةً كَمَا فَعَلَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَالصَّحَابَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَاسْتَمَرَّ عَمَلُ الْمُسْلِمِينَ عَلَيْهِ لِأَنَّهُ مِنَ الشَّعَائِرِ الظَّاهِرَةِ فَأَشْبَهَ صَلَاةَ الْعِيدِ